Berdasarkan penelitian ilmiah, kunyit yang
diketahui mengandung kurkumin telah terbukti mempunyai khasiat anti inflamasi (anti
radang), anti oksidan, anti mikroba, anti kanker dan anti tumor.
Menurut Prof. Supardjan peneliti dari Fakultas
Farmasi, bahwa ada seratus molekul baru yang ditemukan dan 8 di antaranya sudah
dipatenkan.Dari hasil penelitiannya, Prof.Supardjan mengatakan, bahwa kunyit
terbukti mengandung senyawa kurkuminoid yang berwarna kuning.
Senyawa ini mengandung molekul kurkumin,
demetoksin kurkumin dan bidemetoksin kurkumin, bahwa turunan yang merah lebih
ke anti inflamasi, sedangkan yang berwarna kuning lebih senang melindungi hati
(hepatotoksik).
Selanjutnya, kurkumin juga baik untuk penderita
diabetes. Fungsinya untuk mencegah agar tidak terjadi pembekuan atau
penggumpalan darah, khasiatnya sudah dibuktikan sendiri oleh Prof.Supardjan.
"Saya sudah 18 tahun menderita diabetes. Minum 1-2 gelas sehari,"
ujarnya.
Hingga sekarang kurkumin masih dikembangkan
sebagai obat herbal dan belum dikembangkan sebagai obat kimia, karena
membutuhkan uji klinis dengan waktu yang lebih lama dan juga butuh biaya yang
cukup besar.
Menurut Prof.Supardjan, penelitian ilmiah
obat-obatan dari tanaman asli Indonesia perlu lebih dikembangkan lebih lagi.
"Apalagi untuk jamu bukan hanya kunyit yang perlu diekplorasi."
Ekstrak rimpang kunyit juga efektif sebagai
anti radang pada penderita penyakit sendi (osteoartritis). Hasil riset
yang dilakukan UGM terhadap 80 penderita osteoarthritis, bahwa ekstrak rimpang
kunyit ini memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar MDA (malondialdehida-red)
cairan sinovia sendi lutut.
(sumber : diedit dari Vivanews)